beli barang di Amazone.com

Kamis, 01 Desember 2011

PENERAPAN METODE BASED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK KELAS IX SEMESTER II SMP XXXXXX TAHUN PELAJARAN XXXX/XXXX DALAM MENJELASKAN ARTI PENTING GLOBALISASI BEGI INDONESIA SECARA TEORI MAUPUN DALAM DUNIA NYATA







BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mempengaruhi hampir seluruh kehidupan manusia di berbagai bidang. Untuk dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi maka kualitas sumber daya manusia harus ditingkatkan melalui peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. Pendidikan tidak hanya bertujuan memberikan materi pelajaran saja tetapi lebih menekankan bagaimana mengajak peserta didik untuk menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri sehingga peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup (life skill) dan siap untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
Pembelajaran kewarganegaraan merupakan pembelajaran yang wajib dilaksanakan disekolah. Karakteristik Pembelajaran PKn Pada materi konsep dasar pendidikan kewarganegaraan telah dikemukakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pelajaran dengan keunikan tersendiri. PKn dimaknai sebagai pendidikan nilai dan pendidikan politik demokrasi . Hal ini mengamndung konsekwensi bahwa dalam hal perancangan pembelajaran PKn perlu mempertahtikan karakteristik pembelajaran PKn itu sendiri. Dalam standar isi 2006 dijelaskan bahwa PKn persekolahan atau mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di kelas IX  SMP negeri 1 Ngargoyso belum dapat berjalan dengan lancar. Pada kondisi awal, peserta didik masih menganggap bahwa pembelajaran kewarganegaraan merupakan pembelajaran yang mudah. Dengan anggapan tersebut, maka wajar jika peserta didik kurang dapat memahami dan melaksanakan pembelajaran yang diinstruksikan oleh guru. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran kewarganegaraan pada kondisi awal peserta didik kurang memiliki motivasi dalam belajarnya sehingga meraka tidak memiliki semangat dalam belajar. Kondisi awal pembelajaran yang dilaksanakan adalah guru mencoba mengetahui kemampuan peserta didik dengan memberikan tes. Hasil tes tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 Hasil Tes Kondisi Awal
Kategori
Interval
F
Sangat baik
85-100
2
Baik
75-84
4
Cukup
60-74
17
Kurang
59-45
12
Sangat kurang
<45
3


38

Dengan hasil tersebut, perlu adanya upaya untuk meningktakan hasil pembelajaran. agar terjadi peningkatan pada pembelajaran kewarganegaraan maka dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran problem based instruction. Pembelajaran problem based instruction bukanlah sekedar pembelajaran yang dipenuhi dengan latihan-latihan soal seperti pada bimbingan belajar (les). Dalam pembelajaran berdasarkan masalah, potensi peserta didik lebih diberdayakan dengan dihadapkan pada permasalahan yang mengakibatkan rasa ingin tahu, menyelidiki masalah dan menemukan jawabannya melalui kerjasama serta mengkomunikasikan hasil karyanya kepada orang lain.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti melaksanakan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Based Instruction untuk Meningkatkan Kemampuan Peserta Didik Kelas IX B Semester II SMP Xxxxxxxx Tahun Pelajaran xxxx/xxxx dalam Menjelaskan Arti Penting Globalisasi Begi Indonesia Secara Teori Maupun Dalam Dunia Nyata”.

B.     Rumusan masalah
Dalam penelitian ini masalah yang diteliti adalah bagaimanakah peningkatan kemampuan peserta didik kelas IX B semester II SMP Xxxxxxxx tahun pelajaran xxxx/xxxx dalam menjelaskan arti penting globalisasi begi Indonesia secara teori maupun dalam dunia nyata dengan penerapan metode based instruction?

C.    Tujuan  Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah peningkatan kemampuan peserta didik kelas IX B semester II SMP Xxxxxxxx tahun pelajaran xxxx/xxxx dalam menjelaskan arti penting globalisasi begi Indonesia secara teori maupun dalam dunia nyata dengan penerapan metode based instruction.

D.    Cara Pemecahan Masalah
      Permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran kewaganergaraan adalah peserata didik kurang dapat mejelaskan materi globalisasi begi Indonesia secara teori maupun dalam dunia nyata. maka, untuk memecahkan permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan metode pembelajaran metode based instruction. langkah dalam pembelejeran ini adalah sebagai berikut:
  1. Guru mengawali pembelajaran dengan memaparkan tentang materi pembelajaran.
  2. Guru memberikan permasalahan kepada peserta didik yang berhubungan dengan materi pembelajaran.
  3. Guru memberikan respon terhadap jawaban peserta didik kemudian member motivasi kepada peserta didik untuk mencari fenomena lain.
  4. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu melaksanakan penyelidikan.
  5. Guru membimbing peserta didik untuk membentuk kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-5 orang.
  6. Guru memberikan LKS, mengarahkan dan membing peserta didik untuk melaksanakan kerja kelompok.
  7. Peserta didik melaksanakan kerja kelompok sesuai denganpetunjuk guru.
  8. Peserta didik mempresentasikan hasil kerja kelompok yang telah dibuat
  9. Guru memberikan soal secara individu kepada peserta didik untuk dikerjakan.
  10. Pada saat bersamaan, guru melakukan pengamatan kepada peserta didik.
E.     Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1.    Bagi peserta didik
Peserta didik dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, kemampuan bekerja sama, dan kemampuan berkomunikasi.
2.    Bagi Guru
Guru mendapatkan model pembelajaran yang sesuai untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar peserta didik serta proses pembelajaran di kelas.
3.    Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran kewarganegaraan di sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A.    Kajian Teori
  1. Hakikat belajar.
Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah laku dalam berpikir, bersikap dan berbuat (Gulo, 2002:8). Definisi ini menyiratkan dua makna.
a.       Belajar merupakan suatu proses dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan tertentu.
b.      Perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar. Sehingga pada hakikatnya belajar menyangkut dua hal yaitu proses belajar dan hasil belajar.
Pandangan konstruktivisme-kognitif mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam struktur mental yang berisi informasi dan prosedur pengoperasian pada informasi tersebut (Koes, 2003:38). Pandangan konstruktivisme meyakini bahwa setiap pebelajar harus mengkonstruksi pengetahuan dan secara aktif mencari makna. Dalam hal ini, belajar yang terjadi adalah sesuatu yang dihubungkan dengan pengetahuan, pengalaman atau konseptualisasi yang telah ada pada individu. Menurut Darsono (2000), salah satu prinsip belajar adalah peserta didik yang belajar dengan melakukan sendiri dan diharapkan guru selalu ingat bahwa tugasnya adalah membelajarkan peserta didik, dengan kata lain membuat peserta didik dapat belajar untuk mencapai hasil optimal.
  1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 1989:22 ). Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai setelah interaksi dengan lingkungan, sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku. Hasil yang dicapai berupa angka atau nilai yang diperoleh dari tes hasil belajar. Tes hasil belajar dibuat untuk menentukan tingkat pengetahuan dan keterampilan dalam penguasaan materi.
Hasil belajar memiliki peran penting dalam proses belajar mengajar. Penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi sampai sejauh mana keberhasilan seorang peserta didik dalam belajar. Selanjutnya, dari informasi tersebut guru dapat memperbaiki dan menyusun kembali kegiatan belajar pembelajaran lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.
Hasil belajar peserta didik meliputi hasil belajar kognitif, psikomotorik dan afektif. Hasil belajar kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual, yang dinyatakan dengan nilai yang diperoleh peserta didik setelah menempuh tes. Hasil belajar psikomotorik berkaitan dengan keterampilan dan kemampuan bertindak peserta didik yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap peserta didik ketika mengamati, menganalisis atau melakukan percobaan/ekperimen. Sedangkan untuk hasil belajar afektif, diperoleh dari hasil pengamatan sikap dan perilaku peserta didik ketika mengikuti pelajaran atau melakukan percobaan.
Benyamin Bloom (Munaf, 2001:67) mengklasifikasikan kemampuan belajar menjadi tiga kategori, yaitu:
a.       Ranah kognitif, meliputi kemempuan intelektual yang terdiri dari pengetahuan/ ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
b.      Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan minat yang terdiri penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c.       Ranah psikomotorik, mencakup yang berupa keterampilan fisik (motorik) dan kemampuan bertindak, yang terdiri atas gerakan reflek, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan komplek, dan gerakan ekpresif dan interpretatif
  1. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Instruction/PBI)
a.       Hakikat Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Model pembelajaran berdasarkan masalah atau Problem Based Instruction (PBI) juga dikenal dengan nama lain seperti Project Based Teaching (Pembelajaran Proyek), Experience Based Education (Pendidikan Berdasarkan Pengalaman), Authentic Learning (Belajar Autentik), dan Anchored Instruction (Belajar Berakar pada Kehidupan Nyata).
Nurhadi (2004:109) menyatakan bahwa Problem Based Instruction (PBI) merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang essensial dari mata pelajaran. Sedangkan Ibrahim dkk (2000:3) menyatakan bahwa Problem Based Instruction (PBI) adalah pembelajaran yang menyajikan kepada situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka melakukan penyelidikan dan inkuiri.
Pembelajaran berdasarkan masalah bukanlah sekedar pembelajaran yang dipenuhi dengan latihan-latihan soal seperti pada bimbingan belajar (les). Dalam pembelajaran berdasarkan masalah, potensi peserta didik lebih diberdayakan dengan dihadapkan pada permasalahan yang mengakibatkan rasa ingin tahu, menyelidiki masalah dan menemukan jawabannya melalui kerjasama serta mengkomunikasikan hasil karyanya kepada orang lain.
Model pembelajaran berdasarkan masalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mengembangkan potensi melalui suatu aktivitas untuk mencari, memecahkan dan menemukan sesuatu. Dalam pembelajaran peserta didik didorong bertindak aktif mencari jawaban atas masalah, keadaan atau situasi yang dihadapi dan menarik simpulan melalui proses berpikir ilmiah yang kritis, logis, dan sistematis. Peserta didik tidak lagi bertindak pasif, menerima dan menghafal pelajaran yang diberikan oleh guru atau yang terdapat dalam buku teks saja.
Pemecahan masalah adalah suatu jenis belajar discovery. Dalam hal ini, peserta didik secara individu maupun secara kelompok berusaha memecahkan masalah autentik. Memecahkan masalah secara kelompok dipandang lebih menguntungkan karena dapat memperoleh latar belakang yang lebih luas dari anggota kelompok, sehingga dapat menstimulasi munculnya ide, permasalahan dan solusi pemecahan masalah.
Hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembelajaran berdasarkan masalah adalah memunculkan masalah yang berfungsi sebagai batu loncatan untuk proses penyelidikan dan inkuiri. Di sini guru membimbing dan memberikan petunjuk minimal kepada peserta didik dalam memecahkan masalah.
Pembelajaran berdasarkan masalah memiliki perbedaan penting dengan pembelajaran penemuan. Pada pembelajaran penemuan didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan menurut disiplin ilmu dan penyelidikan peserta didik berlangsung di bawah bimbingan guru terbatas dalam ruang lingkup kelas. Sedangkan pembelajaran berdasarkan masalah dimulai dengan masalah kehidupan nyata yang bermakna dimana peserta didik mempunyai kesempatan melakukan penyelidikan, baik di dalam dan di luar kelas sejauh itu diperlukan untuk pemecahan masalah.
b.      Proses Pemecahan Masalah
Dalam proses pemecahan masalah, aktivitas yang dilakukan cukup kompleks karena memerlukan keterampilan berpikir yang sangat beragam antara lain mengamati, melaporkan, menganalisis, mengklasifikasi, menafsirkan, mengkritik, memprediksi dan menarik simpulan berdasarkan informasi yang diperoleh dan diolah. Pemecahan masalah dapat dipandang sebagai proses mencari atau memperoleh informasi secara sistematis, langkah demi langkah dengan mengolah informasi yang diperoleh melalui pengamatan untuk mencapai suatu hasil pemikiran sebagai respon terhadap masalah yang dihadapi (Nasution, 2001:117).
Pada proses pemecahan masalah, setiap peserta didik harus memiliki konsep awal terhadap suatu masalah. Pada kegiatan pembelajaran, penguasaan konsep pada taraf tertentu memerlukan penguasaan konsep pada taraf di bawahnya, karena ini berguna untuk menentukan kelancaran proses pemecahan masalah. Bila ada sesuatu yang tidak dikuasai dalam konsep, maka peserta didik akan menghadapi masalah dalam pemecahan masalah.
Metode pemecahan masalah yang dikenalkan para ahli (Nasution, 2001:121) adalah sebagai berikut.
1)      Model John Dewey
Langkah-langkah pemecahan masalah, sebagai berikut.
a)      Mengidentifikasi dan merumuskan masalah
b)      Mengemukakan hipotesis
c)      Mengumpulkan data
d)     Menguji hipotesis
e)      Menarik kesimpulan
2)      Model Karl Albreacht
Terdiri dari enam langkah yang dapat digolongkan dalam dua fase utama:
a)      Fase perluasan atau ekspansi atau fase divergen
(1). Menemukan masalah
(2). Merumuskan masalah
(3). Mencari pilihan atau alternatif
b)      Penyelesaian atau fase konvergen
(1). Mengambil keputusan (memilih diantara dua alternatif)
(2). Mengambil tindakan (komitmen untuk melaksanakan keputusan demi hasil yang diperoleh)
(3). Mengevaluasi hasil (menentukan sampai manakah jerih payah itu berhasil atau menemui kegagalan)
3)      Model Berry K beyer
a)      Mengidentifikasi masalah
b)      Membuat rencana pemecahan
c)      Melaksanakan rencana pemecahan masalah
d)     Memeriksa jawaban
c.       Tahap-tahap Pembelajaran Berdasarkan Masalah
1)      Tahap 1
Konsentrasi dalam tahap ini adalah orientasi peserta didik pada masalah. Maka, kegiatan yang dilakukan adalah menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang dibutuhkan, memotivasi peserta didik terlibat pada aktivitas pemecahan masalah
2)      Tahap 2
Konsentrasi dalam tahap ini adalah mengorganisasi peserta didik untuk belajar Maka,Membantu peserta didik mengidentifikasi dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan tugas belajar tersebut.
3)      Tahap 3
Konsentrasi dalam tahap ini adalah mengorganisasi peserta didik untuk belajar. Maka guru membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan percobaan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah
4)      Tahap 4
Konsentrasi dalam tahap ini adalah mengembangkan peserta didik untuk belajar. Maka,Mendorong peserta didik merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporakan dan menyajikan hasil karya
5)      Tahap 5
Dalam kegiatan  ini guru membantu peserta didik untuk merefleksi atau mengevaluasi penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan dan menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
  1. Materi Pendidikan Kewargnegaraan Materi Dampak Globalisasi Dalam Kehidupan Bermasyarakat,Berbangsa,Dan Bernegara.
Era globalisasi dewasa ini sudah menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap bangsa dan negara, tidak terkecuali Indonesia. Proses interaksi dan saling pengaruh-mempengaruhi, bahkan pergesekan kepentingan antar-bangsa terjadi dengan cepat dan mencakup masalah yang semakin kompleks. Batasbatas teritorial negara tidak lagi menjadi pembatas bagi kepentingan masingmasing bangsa dan negara. Di bidang ekonomi terjadi persaingan yang semakin ketat, sehingga semakin mempersulit posisi negara-negara miskin. Sementara itu dalam bidang politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan terjadi pula pergeseran nilai. Misalnya, globalisasi di bidang politik tampak, bahwa demokrasi dan HAM telah dijadikan oleh dunia internasional untuk menentukan apakah negara tersebut dinilai sebagai negara beradab atau bukan.
  1. Pengertian dan Pentingnya Globalisasi Bagi Indonesia
1)      Pengertian Globalisasi
a)      Globaliasi dapat diartikan sebagai proses masuknya ke ruang lingkup dunia.
b)      Globalisasi adalah sebuah perubahan sosial, berupa bertambahnya keterkaitan di antara dan elemenelemennya yang terjadi akibat dan perkembangan teknologi di bidang transportasi dan komunikasi yang memfasilitasi pertukaran budaya dan ekonomi internasional.
c)      Globalisasi adalah proses, di mana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain.
d)     f. Globalisasi adalah meningkatnya saling keterkaitan di antara berbagai belahan dunia melalui terciptanya proses ekonomi, lingkungan, politik, dan pertukaran kebudayaan.
2)      Pentingnya Globalisasi bagi Indonesia
Globalisasi memiliki arti penting bagi bangsa Indonesia yang sedang membangun yaitu dengan mengambil manfaat dari kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa atau negara lain, untuk diterapkan di Indonesia. Sudah barang tentu tidak semua kemajuan yang dialami bangsa lain akan kita ambil atau kita tiru begitu saja. Indonesia seharusnya hanya akan mengambil kemajuan dari sisi positifnya saja, baik itu kemajuan di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, maupun teknologi. Untuk itu nilai-nilai Pancasila harus kita gunakan sebagai penyaring dari nilai yang diambil, karena nilai-nilai Pancasila sesuai dengan situasi dan kondisi dari bangsa Indonesia. Pancasila bersumber dari agama dan adat-istiadat yang digali dari bumi Indonesia.
  1. Dampak Globalisasi terhadap Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa Dan Bernegara
1)      Dampak Globalisasi Ekonomi
Dampak negatif dari globalisasi ekonomi adalah besar sarana produksi dan distribusi dimiliki oleh individu; kedua, barang dan jasa diperdagangkan di pasar bebas yang bersifat kompetitif; ke tiga, modal diinvestasikan ke dalam berbagai usaha untuk menghasilkan laba. Dalam perkembangannya sistem kapitalisme ini berkembang tidak sehat, karena timbulnya persaingan tidak sehat dan mengabaikan unsur etika dan moral. Dimana yang modalnya kuat akan menguasai yang modalnya lemah, akhirnya Pemerintah harus ikut mengaturnya.
Bagi negara-negara berkembang, hal tersebut jelas akan sangat merugikan, karena produk dalam negerinya tidak akan mampu bersaing dengan produk negara maju. Selain itu, bagi masyarakat, yang mengikuti pola hidup yang konsumtif, akan langsung menggunakan apa saja yang datang dari negara lain, karena barangkali itu yang dianggap paling baik, juga sebagai pertanda sudah memasuki kehidupan yang modern.
Jika dilihat dari kacamata yang positif, maka globalisasi akan mempunyai dampak yang menyenangkan, karena dengan globalisasi di bidang ekonomi, orang akan secara mudah memperoleh barang konsumtif yang dibutuhkan, membuka lapangan kerja bagi yang memiliki keterampilan, dapat mempermudah proses pembangunan industri, juga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
2)      Dampak Globalisasi Sosial Budaya
Dalam bidang sosial dan budaya, dampak globalisasi antara lain adalah meningkatnya individualisme, perubahan pada pola kerja, terjadinya pergeseran nilai kehidupan dalam masyarakat. Saat ini di kalangan generasi muda banyak yang seperti kehilangan jati dirinya. Mereka berlomba-lomba meniru gaya hidup ala Barat yang tidak cocok jika diterapkan di Indonesia, seperti berganti-ganti pasangan, konsumtif dan hedonisme. Namun di sisi lain globalisasi juga dapat mempercepat perubahan pola kehidupan bangsa. Misalnya melahirkan pranata-pranata atau lembaga-lembaga sosial baru seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi profesi dan pasar modal. Perkembangan pakaian, seni dan ilmu pengetahuan turut meramaikan kehidupan bermasyarakat
3)      Dampak Globalisasi Politik
Dalam bidang politik, dampak globalisasi antara lain adalah dengan perubahan sistem kepartaian yang dianut, sehingga memunculkan adanya partai baru-partai baru; kesadaran akan perlunya jaminan perlindungan hak asasi manusia HAM), terjadinya perubahan system ketatanegaraan, pelaksanaan pemilihan umum untuk anggota–anggota parlemen, pemilihan Presiden dan Wapres, Pemilihan Gubernur dan Wagub serta pemilihan Bupati dan Wabup/ Walikota dan Wakil Walikota yang dilaksanakansecara langsung.
Tetapi kita harus waspada karena adanya perubahan tersebut akan menimbulkan pertentangan dalam masyarakat, karena tidak semuanya masyarakat kita berpendidikan. Selain itu perubahan yang terjadi tidak selalu cocok jika diterapkan di Indonesia. Hal ini akan bisa mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa kita.

B.     Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh  Gathot Sumarsono (2006) dengan judul penlitian Penerapan Problem Based Instruction  Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus pada peserta didik Kelas X Semester 1 SMA Negeri 1 Batang Tahun Pelajaran 2005/ 2006 menjadi sumber untuk melakukan perbandingan dan telaah hasil penelitian. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh gathot sumarsono, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan problem based instruction pada pokok bahasan kinematika gerak lurus dapat meningkatkan hasil belajar aspek kognitif, afektif, psikomotorik peserta didik kelas X SMA Negeri 1 Batang tahun pelajaran 2005/2006. Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari kenaikan nilai rerata dan ketuntasan belajar klasikal dari satu siklus ke siklus berikutnya.

C.    Kerangka Berpikir
Pembelajaran yang dilakukan pada kondisi awal adalah peserta didik kurang aktif dalam menyampaikan pendapat atau bertanya tentang pembelajaran. hasilnya, nilai yang diperoleh peserta didik kurang baik. Untuk dapat meningkatkan hasil belajar yang diperoleh peserta didik pada kelas IX B SMP Xxxxxxxx maka guru menggunakan metode pembelajaran Problem Based  Instruction. Adanya pembelajaran problem based instruction maka akand apat meningkatkan aktivitas peserta didik sehingga hasil yang diperoleh peserta didik juga akan meningkat. beriku disajikan gambaran mengenai kerangka pemikiran dari penelitian ini:
BAB III
METODE PENELITIAN

A.    Setting Penelitian
1.      Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Xxxxxxxx pada tahun 2010. SMP Xxxxxxxx merupakan salah satu SMP yang terletak di Kabupaten Karanganyar dan di daerah pegunungan. Letaknya yang jauh dari perkotaan membuat suasana kegiatan belajar mengajar menjadi tenang. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dengan letaknya yang jauh dari perkotaan tersebut SMP Xxxxxxxx memiliki fasilitas pembelajaran tidak sebanyak di perkotaan. Untuk lebih jelas mengenai tempat penelitian ini akan disajikan profil SMP Xxxxxxxx:
a.        Nama Sekolah                  :  SMP XXXXXXXX
b.       No. Statistik Sekolah       : 
c.       Tipe Sekolah                     :
d.      Alamat Sekolah                 : -----------------------------
                                                              (Kecamatan)              ----------------
                                                              (Kabupaten/Kota)     ----------------
                                                              (Propinsi)                   ----------------
e.       Telepon/HP/Fax                : 0000000000000
f.       Status Sekolah                  : Negeri
g.   Nilai Akreditasi Sekolah   : A SSN
h.      Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1)      Kepala Sekolah Guru
Tabel 3.1 Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah

No.
Nama
Usia
Pend. Akhir
Masa Kerja
1.
Kepala Sekolah
48
S1
19
2.
Wakil Kepala Sekolah
51
S1
23
2)      Guru
Tabel 3.2 Jumlah Guru dan Tingkat Pendidikan
No
Tingkat Pendidikan
Jumlah dan Status Guru
Jumlah
GT/PNS
GTT/Guru Bantu
L
P
L
P
1.
S3/S2
1
1


2
2.
S1
15
13
3
3
34
3.
D4





4.
D3/Sarmud
2



2
5.
D2
2



2
6.
D1
1



1
7.
SMA/ Sederajat





Jumlah
21
14
3
3
41
i.        Data Ruang Kantor
Tabel 3.3 Data Ruang
Jenis Ruangan
Jumlah (buah)
Ukuran (p x l)
Kondisi*)
1. Kepala Sekolah
1
3 x 4
65%
2. Wakil Kepala Sekola
-
-
-
3. Guru
1
7 x 18
20%
4. Tata Usaha
1
7 x 14
65%
5. Tamu
1
3 x 5
65%
Lainnya : ...........




SMP Xxxxxxxx merupakan salah satu SMP yang mendapatkan kepercayaan dari masyarakat untuk mendidik anak mereka. Hal ini terbukti dengan jumlah pendaftar yang semakin mengalami peningkatan tiap tahunnya. Berikut peneliti sajikan data peserta didik selama empat tahun terakhir:
Tabel 3.4 Data Peserta Didik Empat Tahun Terakhir
Tahun Pelajaran
Jumlah Pendaftar

jumlah
Kelas
VII
Kelas
VIII
Kelas
IX
Jumalah seluruhnya
2006/2007
256
251
207
197
655
2007/2008
234
234
248
205
687
2008/2009
240
240
227
250
717
xxxx/xxxx
255
207
234
223
664

2.      Alokasi Waktu Penelitian Tindakan Kelas
Materi pembelajaran menjelaskan arti penting globalisasi begi Indonesia secara teori maupun dalam dunia nyata dilasanakan pada semester II. maka, dengan materi tersebut maka pelaksanakan pembelajaran dilaksanakan pada bulan februari sampai dengan april 2010. berikut alokasi penelitian yang telah dirancang.
Tabel 3.5 Alokasi Waktu Penelitian Tindakan Kelas
No
Jenis Kegiatan
Februari
Maret
April
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Menyusun Proposal












2
Menyusun Instrumen












3
Pengumpulan Data












4
Siklus I












5
Siklus II












6
Menganalisis Data dan Menyusun Laporan













B.     Subjek Penelitian
Subjek penelitian diperlukan dalam sebuah penelitian karena merupakan bagian penting yang diteliti. dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik kelas IX B SMP Xxxxxxxx tahun pelajaran xxxx/xxxx.
Tabel 3.6 Subjek Penelitian
No
L/P
NAMA
1
L
2
L
3
L
4
P
5
L
6
P
No
L/P
7
L
8
L
9
P
10
P
11
L
12
P
13
L
14
L
15
L
16
P
17
P
18
L
19
P
20
P
21
L
22
P
23
L
24
P
25
P
26
P
27
L
28
P
29
P
30
P
31
L
32
L
33
L
34
L
35
L
36
P
37
L
38
P
Sumber: SMP Xxxxxxxx
C.    Sumber Data
Adanya sumber data penelitian sangat membantu bagi peneliti untuk menemukan jawaban-jawaban penelitian. Menurut Arikunto (2007:118) Sumber data adalah subyek penelitian dimana data menempel. Jenis dari sumber data terdapat dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder:
  1. Data primer
Data primer merupakan hasil informasi yang diperoleh dari peneliti tanpa mengambil hasil dokumen orang lain atau instansi tertentu, informasi yang diperoleh tentunya didapat selama melakukan penelitian. Data primer dalam penelitian ini berupa tindakan-tindakan dari subjek penelitian yaitu peserta didik kelas IX B SMP Xxxxxxxx tahun pelajaran xxxx/xxxx.
  1. Data sekunder
Cara untuk memperoleh data sekunder biasanya dengan cara mengutip dari buku, majalah, jurnal, sejarah hidup dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dengan cara dokumentasi.

D.    Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara. Menurut Darmiyanti Zuchdi (1998: 8) beberapa cara tektik pengumpulan data dengan cara kualitatif adalah observasi, wawancara peneyelidikan sejarah hidup dan analisis, dokumen.
1.       Metode Observasi
Metode pengamatan berperanserta dapat didefinisikan berdasarkan tujuh ciri yaitu : minat khusus makna dan interaksi manusia berdasarkan perspektif orang-orang dalam atau anggota-anggota situasi atau keadaan tertentu, fondasi penelitian dan metodenya adalah lokatif dan kekinian kehidupan sehari-hari, bentuk teori dan penteorian yang menekankan interpretasi dan pemahaman eksistensi manusia, logika dan proses penelitian yang terbuka, luwes, oportunistik, dan menuntut redefinisi apa yang problematik, berdasarkan fakta yang diperoleh dalam situasi nyata eksistensi manusia, pendekatan dan rancangan yang mendalam, kualitatif, dan studi kasus, penerapan peran partisipan yang menuntut hubungan langsung dengan pribumi lapangan.
Menurut Arikunto (2006:229), sebagai contoh dapat dikemukakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui proses belajar mengajar di kelas. Variabel akan diungkap didaftar, kemudian di tally kemunculannya, dan jika perlu kualitas kejadian itu dijabarkan lebih lanjut Observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung dan tidak langsung tentang perilaku peserta didik dalam implementasi pembelajaran.
2.       Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan pewawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moloeng, 2007: 186).
Wawancara dipergunakan untuk mengadakan komunikasi dengan peserta didik kelas IX B SMP Xxxxxxxx tahun pelajaran xxxx/xxxx  dalam rangka memperoleh penjelasan tentang pembelajaran.
3.       Metode Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada berada di luar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang pembelajaran problem based instructio di SMP xxxxxxxx, terutama yang terkait dengan dokumen pembelajaran. Dokumentasi digunakan untuk mempelajari berbagai sumber dokumentasi terutama kegiatan yang berada di sekolah itu sendiri dan didukung oleh sumber-sumber yang representatif.

E.     Validasi Data
Dalam menguji keabsahan data peneliti menggunakan teknik trianggulasi, yaitu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembandingterhadap data tersebut. Menurut Moloeng (2007:330), trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik trianggulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Menurut Lexie (1988) dalam Sukardi (2006: 107) dimana dalam teknik trianggulasi data terdapat empat yaitu teknik trianggulasi sumber, trianggulas metode, triangulasi peneliti dan triangulasi teori.
Trianggulasi dilakukan melalui wawancara, observasi langsung dan observasi tidak langsung, observasi tidak langsung ini dimaksudkan dalam bentuk pengamatan atas beberapa kelakukan dan kejadian yang kemudian dari hasil pengamatan tersebut diambil benang merah yang menghubungkan diantara keduannya. Teknik pengumpulan data yang digunakan akan melengkapi dalam memperoleh data primer dan sekunder, observasi dan interview digunakan untuk menjaring data primer yang berkaitan dengan kesiapan dalam penerapan metode problem based instruction, sementara studi dokumentasi digunakan untuk menjaring data sekunder yang dapat diangkat dari berbagai dokumentasi tentang tugas-tugas pokok dan pengelolaan pembelajaran dengan pembelajaran bervariasi.
Tahap-tahap dalam pengumpulan data dalam suatu penelitian, yaitu tahap orientasi, tahap  ekplorasi dan tahap memberchek. Tahap orientasi, dalam tahap ini yang dilakukan peneliti dengan melakukan prasurvey ke lokasi yang akan diteliti,  alam penelitian ini, pra survey dilakukan peneliti di lokasi penelitian. Kemudian peneliti juga melakukan studi dokumentasi serta kepustakaan untuk melihat dan mencatat data-data yang diperlukan dalam penelitian ini.
Tahap eksplorasi, tahap ini merupakan tahap pengumpulan data di lokasi penelitian, dengan melakukan wawancara dengan unsure-unsur yang terkait, dengan pedoman wawancara yang telah disediakan peneliti, dan melakukan observasi tidak langsung tentang kondisi sekolah dan mengadakan pengamatan langsung tentang pembelajaran di sekolah itu. Tahap memberchek, setelah data diperoleh di lapangan, baik melalui observasi, wawancara ataupun studi dokumentasi, serta responden diberi kesempatan untuk menilai data informasi yang telah diberikan kepada peneliti, untuk melengkapi atau merevisi data yang baru, maka data yang ada tersebut diangkat dan dilakukan audit trail yaitu menchek keabsahan data sesuai dengan sumber aslinya.

F.     Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses kategori urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan di interpelasikan sehingga data-data yang telah diperoleh dapat dikumpulkan dan dapat diambil kesimpulannya. Miles dan Huberman dalam Sutopo (2002: 91) menjelaskan bahwa dalam proses analisis data kualitatif terdapat tiga kegiatan utama yang saling berkaitan dan terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
a.       Reduksi data
Reduksi data merupakan kegiatan merangkum catatan–catatan lapangan dengan memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan dengan permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan itu kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih tajam serta mempermudah pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu data diperlukan kembali.
b.      Display data
Display data berguna untuk melihat gambaran keseluruhan hasilpenelitian, baik yang berbentuk matrik atau pengkodean, dari hasil reduksi data dan display data itulah selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan data  emverifikasikan sehingga menjadi kebermaknaan data.
c.       Kesimpulan dan Verifikasi
Untuk menetapkan kesimpulan yang lebih beralasan dan tidak lagi berbentuk kesimpulan yang coba-coba, maka verifikasi dilakukan sepanjang penelitian berlangsung sejalan dengan memberchek, trianggulasi dan audit trail, sehingga menjamin signifikansi hasil penelitian.

G.    Indikator Kinerja
Penelitian ini akan dapat berhasil apabila peserta didik kelas IX B SMP Xxxxxxxx mencapao nilai rata-rata minimal 70. Apabila peserta didik bleum mencapai nilai tersebut maka penelitian belum berhasil dan akan dilakukan penelitian lagi. Tabel indikator kinerja penelitian disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.7
Indikator Kinerja Penelitian
Kategori
Interval
Sangat baik
85-100
Baik
75-84
Cukup
60-74
Kurang
59-45
Sangat kurang
<45


H.    Prosedur Penelitian
  1. Perencanaan
 Dalam langkah perencanaan ini peneliti melakukan perencanaan pembelajaran dengan menetapkan tujuan, merancang situasi masalah yang sesuai dengan tindakan dan mengorganisasi sumber daya dan rencana logistik
  1. Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melakukan tindakan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah direncanakan. Dalam tahap ini terbagi menjadi tiga langkah yaitu :
a.       Langkah apersepsi
b.      Langkah kegiatan inti
c.       Langkah penutup
  1. Observasi dan Implementasi
Tahap observasi dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan control terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Untuk mengetahui perilaku proses pembelajaran maka obsevasi dilakukan dengan bantuan lembar observasi.
  1. Analisis dan Refleksi
Tahap refleksi ini dilakukan dengan melihat pada kegiatan ini tindakan dan observasi yang telah dilakukan. Analisis dan refleksi dilakukan harus apa adanya dan transparan agar benar-benar mendapatkan hasil yang terpercaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

wes wong piro