beli barang di Amazone.com

Sabtu, 16 Juli 2011

BAB II

A.    Landasan Teori
1.      Prestasi Belajar
a.       Definisi Prestasi
Menurut Tabrani (1991:22):
Prestasi adalah kemampuan nyata yang dicapai individu dari suatu kegiatan atau usaha. Prestasi merupakan hasil dari suatu kegiatan yang dimilki oleh seseorang karena orang yang melakukan kegiatan usaha tertentu.

Zaenal (1990:2) berpendapat bahwa “Prestasi adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai oleh mahasiswa karena melakukan aktivitas, kegiatan atau pekerjaan tertentu.
b.      Definisi Belajar
Belajar merupakan suatu proses dimana individu mengubah tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman-pengalaman yang diperolehnya. Banyak pakar mendefinisikan belajar secara berbeda-beda.
Winkel (2004:56) menyatakan bahwa :
Belajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang meghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan nilai dan sikap, perubahan itu besifat secara relatif konstan dan berbekas.

Sedangkan menurut Whittaker dalam buku Syaiful (2003:12) “Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”. Sehingga disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses mengubah tingkah laku dengan latihan atau pengalaman, perubahan yang terjadi bersifat relatif konstan dan berbekas.
Menurut Sutratinah (2001:43) :
Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatannya yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu.
­­
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai mahasiswa setelah melakukan usahayang dapat berupa bertambahnya pengetahuan, sikap, keterampilan dan pengalaman dalam periode tertentu, yang bersifat relatif konstan dan berbekas.
c.       Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Sumadi (1999:249):
Faktor-faktor yang saling berinteraksi dalam mecapai prestasi belajar secara langsung maupun tidak langsung yaitu berupa faktor yang berasal dari luar diri individu dan faktor yang bersal dari dalam individu.

Untuk lebih jelasnya adalah sebagai berikut:

1)      Faktor yang berasal dari luar diri individu, faktor ini dibagi menjadi dua bagian yaitu :

a)      Faktor-faktor non sosial misalnya keadaan udara, suhu, cuaca, waktu, tempat, alat-alat yang dipakai untuk belajar.
b)      Faktor-faktor sosial seperti keluarga, sekolah, lingkungan tempat tinggal, teman bergaul.

2)      Faktor yang berasal dari dalam individu, faktor ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a)      Faktor-faktor fisiologi atau jasmani baik yang bersifat bawaan maupun perolehan.
b)      Faktor intelektif yang terdiri dari faktor potensial (kecerdsan dan bakat) dan faktor kecakapan nyata (prestasi yang dimiliki) sedangkan non intelektual adalah unsur kepribadian seperti kebiasaan minat, kebutuhan dan lain-lain.
d.      Indikator Prestasi Belajar.
Prestasi belajar harusnya dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa baik yang berdimensi cipta, rasa, ataupun karsa. Sutisna menggemukakan bahwa indikator prestasi belajar adalah : (http://sutisna.com/psikologi/psikologi-pendidikan/indikator-prestasi-belajar/)
1)      Indikator ranah cipta (kognitif)
a)      Pengamatan: dapat menunjukkan, membandingkan, dan menghubungkan.
b)      Ingatan: dapat menyebutkan dan menunjukkan kembali.
c)      Pemahaman: dapat menjelaskan dan mendefinisikan dengan lisan sendiri.
d)     Penerapan: dapat memberikan contoh dan mengungkapkan    secara tepat.
e)      Sintesis (pemeriksaan dan pemilihan secara teliti): dapat   menguraikan dan mengklasifikasikan.
f)       Analisis (membuat paduan baru dan utuh): dapat menghubungkan, menyimpulkan, dan menggeneralisasikan (membuat prinsip baru)
2)       Indikator ranah rasa (afektif)
a)      Penerimaan: menunjukkan sikap menerima dan menolak.
b)      Sambutan: Kesediaan berpartisipasi/terlibat dan memanfaatkan.
c)      Apresiasi (sikap menghargai): menganggap penting dan bermanfaat, indah dan harmonis, serta mengagumi.
d)     Internalilsasi (pendalaman): mengakui dan meyakini atau mengingkari.
e)      Karakterisasi (penghayatan): melambangkan atau meniadakan   dan menjelmakan atau berperilaku dalam sehari-hari.
3)       Indikator ranah karsa (psikomotor)
a)      Keterampilan bergerak dan bertindak: mengkoordinasikan gerakan seluruh anggota tubuh.
b)      Kecakapan ekspresi verbal dan nonverbal: mengucapkan dan membuat mimik serta gerakan jasmani.
2.      Intensitas Belajar
a.       Definisi Intensitas Belajar
Bagi siswa yang memiliki intensitas belajar yang tinggi maka akan cenderung mendapatkan prestasi belajar yang baik, namun bagi siswa yang kurang akan cenderung memiliki hasil belajar yang kurang.
Menurut C. P. Chaplin (1995:254) “ intensitas adalah kekuatan sembarang tingkah laku atau sembarang pengalaman, seperti intensitas suatu reaksi emosional”. Sedangkan menu+-rut Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud RI (2005:383) “intensitas adalah keadaan tingkatan atau ukuran intensnya”.
The Liang Gie (1995:195) mengatakan bahwa “prilaku yang diulang sepanjang waktu akan terbiasakan sehingga terlaksana secara sepontan tanpa memerlukan pikiran sadar sebagai tanggapan otomatis terhadap situasi belajar”. Pendapat lain dari Nana Sudjana (2005:19) mengatakan :
Segala apa yang dipelajari memerlukan pengulangan atas kegiatan belajar terdahulu. Pengembangan seatu keterampilan yang terlalu dalam hamper setiap bidang merupakan suatu proses yang panjang, sehingga perlu adanya belajar yang baik.
Dari uraian yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa intensitas belajar adalah seberapa sering usaha mahasiswa yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan nilai dan sikap.
b.      Fator-faktor yang mempengarugi intensitas belajar
Muhibbin Syah (2008:132) mengatakan,
Secara global faktor-faktor yang mempengarugi intensitas belajar ada tiga macam :
1)      Faktor Internal, meliputi (factor dari dalam), yakni kondisi jasmani dan rohani siswa.
2)      Faktor Eksternal (factor dari luar), yakni kondisi sekitar siswa.
3)      Faktor Pendekatan Belajar, yakni jenis upaya belajar siswa.
Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi intensitas seseorang dalam belajar. Apabila salah satu dari ketiga factor tersebut terganggu maka intensitas belajar seseorang akan terganggu dan menyebabkan prestasinya menurun.
c.       Indikator intensitas belajar
Menurut The Liang Gie (1995:193) Indikator Intensitas/ kebiasaan belajar adalah sebagai berikut:
1)      Frekuensi belajar mahasiswa terdiri dari beberapa sub indikator:
a)Intensitas dalam mempersiapkan belajar.
Mempersiapkan semua keperluan studi pada malam harinya sebelum keesokan harinya berangkat kuliah.
b)   Intensitas dalam mengikuti kuliah.
Senantiasa hadir di kelas sebelum kelas dimulai.
2)      Kesadaran mahasiswa dalam belajar terdiri dari beberapa sub indikator:
a)   Intensitas dalam mengerjakan tugas.
Melakukan studi secara teratur setiap hari, dengan mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
b)   Intensitas dalam mengkaji ulang materi belajar yang diterima saat kuliah.
Belajar sampai paham betul dan bahkan tuntas tak terlupakan lagi. Terbiasa mengunjungi perpustakaan untuk menambah bacaan/ menengok buku referensi mencari arti istilah ilmiah

Menurut peneliti pendapat dari The Liang Gie hanya membahas tentang kesadaran mahasiswa dalam belajar yang dijabarkan menjadi kesiapan belajar dan pelaksanaan dalam kegiatan belajar. Sehingga indikator dari intensitas belajar adalah :
1)      Intensitas dalam mempersiapkan belajar.
Mempersiapkan semua keperluan studi pada malam harinya sebelum keesokan harinya berangkat kuliah.
2)      Intensitas dalam mengikuti kuliah.
Senantiasa hadir di kelas sebelum kelas dimulai.
3)      Intensitas dalam mengerjakan tugas.
Melakukan studi secara teratur setiap hari, dengan mengerjakan tugas yang diberikan dosen.
4)      Intensitas dalam mengkaji ulang materi belajar yang diterima saat kuliah.
Belajar sampai paham betul dan bahkan tuntas tak terlupakan lagi. Terbiasa mengunjungi perpustakaan untuk menambah bacaan/ menengok buku referensi mencari arti istilah ilmiah


3.      Pola Belajar
a.       Definisi Pola Belajar
Menurut Oemar (2001:58) mendefinisiskan bahwa :
Pola belajar adalah langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam belajar berupa pengorganisasian program kegiatan ataupun program belajar yang hendak dilaksanakan yang disusun secara sistematis.

Sedangkan menurut Zaenal (1989:170) mendefinisikan bahwa :
Pola belajar siswa sebagai entering behaivour  siswa yang berarti karakteristik perilaku dan pribadi siswa atau peserta didik pada saat mereka akan memasuki dan memulai dengan kegiatan belajar mengajar yang telah akan diselenggarakan, tingkat dan jenis karakteristik perilaku siswa yang telah dimiliki pada saat akan memasuki kegiatan belajar mengajar.

Dari definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pola belajar adalah bentuk pengorganisasian program kegiatan terdiri atas bingkai yang berurutan diantaranya adalah menentukan tujuan belajar, keteraturan belajar, cara menghadapi kesulitan belajar dan ahirnya menilai hasil kegiatan belajar tersebut.
b.      Faktor-faktor yang mempengaruhi pola belajar
Menurut Suryabrata (2002:233) adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pola belajar adalah:
a.       Faktor internal
1)     Faktor psikis yaitu: IQ, kemampuan belajar, motivasi belajar, sikap   dan perasaan , minat dan kondisi akibat keadaan sosiokultural.
2)     Faktor fisiologis yaitu: Keadaan tonus jasmani pada umumnya, hal tersebut melatar belakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar,dan Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.
b.      Faktor eksternal
                                                                           1)    Faktor pengatur belajar mengajar di sekolah yaitu kurikulum pengajaran, disiplin sekolah, fasilitas belajar, pengelompokan siswa
                                                                           2)     Faktor-faktor sosial di sekolah yaitu sistem sekolah, status sosial siswa, interaksi guru dengan siswa.
                                                                           3)     Faktor situasional yaitu keadaan sosial ekonomi, keadaan waktu, tempat, dan lingkungan.

Faktor-faktor tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pola belajar mahasiswa. Faktor tersebut antara lain faktor internal yang terdiri dari faktor psikis dan faktor fisiologis. Faktor eksternal  yang terdiri dari faktor pengatur belajar  mengejar disekolah, faktor sosial disekolah, dan situsional.
c.       Indikator pola belajar
Aspek-aspek yang diteliti dalam pola belajar menurut Thabarany (1994: 43) adalah: “(a) Persiapan belajar Siswa,(b) Cara mengikuti pelajaran,(c) Aktivitas belajar mandiri,(d) Cara siswa mengikuti ulangan,(e) Cara belajar Siswa”. Indikator tersebut dijelaskan lebih rinci sebagai berikut :
a.       Persiapan belajar Siswa
Pada hakekatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Dengan persiapan sebaik-baiknya maka kegiatan/pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga akan memperoleh keberhasilan. Demikian pula halnya dengan belajar, beberapa persiapan yang perlu dilakukan dalam belajar menurut Thabrany (1994:49) adalah:
                                                                    1).       Persiapan mental
Persiapan mental yang dimaksud adalah bahwa tekad untuk belajar benar-benar sudah siap. Persiapan mental merupakan upaya menumbuhkan sikap mental yang diperlukan dalam belajar. Lebih lanjut dijelaskan bahwa persiapan mental yang perlu dilakukan seperti memahami arti/ tujuan belajar, kepercayaan  pada diri sendiri, minat terhadap pelajaran.
                                                                    2).       Persiapan sarana
Sarana yang dibutuhkan dalam belajar yaitu ruang belajar dan perlengkapan belajar. Ruang belajar mempunyai peranan yang cukup besar dalam menentukan hasil belajar seseorang. Persyaratan yang diperlukan untuk ruang belajar adalah bebas dari gangguan, sirkulasi dan suhu udara yang baik, penerangan yang memadai. Perlengkapan belajar yang perlu disiapkan dalam belajar adalah perabot belajar, buku pelajaran, buku catatan, alat-alat tulis.

b.      Cara mengikuti pelajaran
Langkah-langkah dalam mengikuti pelajaran yang perlu dilakukan adalah melakukan persiapan-persiapan dengan mempelajari materi-materi yang akan dibahas dan meninjau kembali materi sebelumnya, bersikap afektif selama kegiatan belajar sampai KBM berakhir.
c.       Aktivitas belajar mandiri
Bentuk aktivitas belajar mandiri yang dilakukan siswa dapat berupa kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegitan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegiatan belajar yang dilakukan secara berkelompok.
d.      Cara belajar Siswa
Cara belajar siswa adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan siswa pada situasi belajar tertentu, kegiatan-kegiatan tersebut merupakan pencerminan usaha belajar yang dilakukannya.
e.       Cara siswa mengikuti ulangan
Agar mendapatkan hasil yang baik dalam ulangan baik ulangan harian maupun ulangan semester sebagai modal utama adalah penguasaan materi-materi pelajaran yang baik. Oleh karena itu sejak awal siswa harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam menghadapi ulangan.
B.     Hubungan antara Intensitas Belajar, Pola Belajar, dan Prestasi Belajar
  1. Hubungan antara Intensitas Belajar terhadap Prestasi Belajar
Pada umumnya dalam menilai keberhasilan proses belajar adalah dengan melihat prestasi belajar siswa. Apabila prestasi belajar baik maka dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajarnya telah berhasil. Sebaliknya apabila prestasi belajarnya buruk atau tidak memuaskan maka dapat dikatakan proses belajarnya belum berhasil.
Faktor yang berperan penting dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa adalah intensitas belajar. Dalam memahami suatu materi pelajaran (buku atau bacaan) tidak mungkin dilakukan dengan satu kali baca. Dalam sekali baca pengertian maupun fakta-fakta akan segera terlupakan, karena belum tertanam dalam ingatan. Hal tersebut yang menyebabkan dalam mempelajari sesuatu materi pelajaran hendaknya berulang-ulang, sehingga diperoleh suatu pemahaman yang benar. Apabila mahasiswa telah memahami materi pelajaran yang dia dapatkan maka dampaknya mahasiswa dapat dengan mudah mengerjakan tugas maupun ujian sehingga prestasi belajarnya menjadi maksimal.
  1. Hubungan antara Pola Belajar terhadap Prestasi Belajar
Oemar (2002:59) menyatakan bahwa ”Agar suatu kegiatan belajar siswa dapat berjalan dengan baik diperlukan suatu langkah-langkah pokok yaitu pola belajar”. Hal itu berarti bahwa diperlukan belajar yang sungguh-sungguh dan memiliki pola belajar yang baik. Belajar tidak bisa asal-asalan belajar tetapi diperlukan suatu cara yang sesuai dengan dirinya cara ini dinamakan pola belajar.. Karena dengan pola belajar yang baik siswa akan lebih teratur dan terarah dalam belajarnya. Dengan demikian dimungkinkan dengan pola belajar yang baik maka prestasi belajar juga baik.

C.    Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran pada hakikatnya bersumber dari kajian teoritis dan sering diformulasikan dalam bentuk anggapan dasar. Berdasarkan kajian teoritis sebagaimana telah dipaparkan dimuka, maka dalam penyusunan ini penulis mengajukan anggapan dasar atau kerangka pemikiran sebagai berikut:










Keterangan:
Dari kerangka pemikiran diatas dapat dijelaskan bahwa variabel intensitas belajar (X­1) mahasiswa yang tinggi maka prestasi belajar (Y) mahasiswa meningkat, artinya apabila intensitas belajar (X­1) dalam kegiatan belajar baik maka prestasi belajar (Y) akan meningkat. Begitu juga pola belajar (X­2) mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar (Y) mahasiswa. Karena dengan pola belajar (X­2) yang tepat maka mahasiswa akan lebih mudah dalam memahami materi pelajaran sehingga prestasinya meningkat. Dengan demikian, apabila dalam belajar mahasiswa mempunyai intensitas belajar (X­1) dan pola belajar (X­2) yang baik, maka prestasi belajar (Y)  meningkat.
D.    Hipotesis
Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris dengan melihat berbagai tes atau pengujian. Adapun hipoteis yang akan peneliti kemukakan sehubungan dengan penelitian adalah sebagai berikut:
1.      Terdapat pengaruh positif antara intensitas belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa program studi akuntasi FKIP UMS angkatan 2006.
2.      Terdapat pengaruh positif antara pola belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa program studi akuntasi FKIP UMS angkatan 2006.
3.      Terdapat pengaruh positif antara intensitas belajar dan pola belajar terhadap prestasi belajar pada mahasiswa program studi akuntasi FKIP UMS angkatan 2006.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

wes wong piro