beli barang di Amazone.com

Selasa, 22 Mei 2012

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI


BAB I
PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang Masalah
 Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara Indonesia sebagai negara berkembang membutuhkan sumber daya manusia yang berkulitas. Salah satu usaha menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar. 
Pendidikan nasional tersebut mempunyai fungsi yang harus diperhatikan. Fungsi pendidikan nasional dapat dilihat pada Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang menyatakan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Keberhasilan pendidikan akan tercapai oleh suatu bangsa apabila ada usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. Untuk itu pemerintah mengusahakan mutu pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan formal. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah berkaitan langsung dengan siswa sebagai anak didik dan guru sebagai pendidik.
Salah satu usaha yang digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa. Siswa yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Menurut Tulus (2004:75) ”Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah”.
Keberhasilan belajar siswa dapat dilihat dari prestasi belajarnya. Keunggulan prestasi belajar selalu menjadi penilaian utama masyarakat terhadap suatu sekolah atau lembaga pendidikan. Hal ini tidak terlepas dari keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar.
Prestasi belajar menentukan berhasil tidaknya pendidikan, karena itu prestasi memiliki fungsi sebagai indikator kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai. Fungsi prestasi juga dapat menentukan suatu kualitas dalam dunia pendidikan, karena dengan prestasi akan dapat diketahui seberapa besar mutu dan kualitas yan dimiliki oleh siswa maupun sekolah.
 Prestasi belajar pada dasarnya dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait baik yang berasal dari dalam diri siswa (internal) maupun dari luar diri siswa (eksternal). Faktor dari  dalam diri siswa tersebut diantaranya motivasi belajar, sikap belajar siswa, kecerdasan siswa dan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Faktor dari luar diantaranya lingkungan belajar, pergaulan siswa, fasilitas belajar, intensitas bimbingan orang tua, lingkungan masyarakat, pengelolaan kelas dan sebagainya.
Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa menunjukkan sejauh mana siswa mampu memahami dan menguasai bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Melihat prestasi belajar yang dicapai siswa, maka dapat dilakukan evaluasi mengenai hal-hal yang menyebabkan siswa kurang memahami dan menguasai materi pelajaran. Prestasi juga sebagai tendensi keingintahuan yang merupakan kebutuhan umum manusia. Siswa yang ingin mencapai kepuasan belajar, mereka akan mempeoleh prestasi belajar yang lebih baik dengan cara yang tekun dan giat dalam belajar.
Prestasi belajar dapat dijadikan sebagai pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu prestasi juga sebagai bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan karena prestasi yang telah diraih oleh siswa digunakan sebagai tolok ukur tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan dan kesuksesan siswa dalam belajar.
. Prestasi belajar yang maksimal hanya bisa diraih dengan kedisiplinan belajar yang baik. Dengan kedisiplinan belajar, siswa dapat mencapai prestasi seperti yang diinginkan. Rasa disiplin pada siswa juga timbul karena profesionalisme guru di dalam sekolah.
 Menurut Webstar ( dalam Kunandar 2007:49) Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh pendidikan akademis yang intensif.
. Untuk menjadi guru yang profesional harus memiliki beberapa kompetensi. Dalam undang-undang Guru dan Dosen No.14/2005 dan Peraturan Pemerintah No.19/2005 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi professional dan  kompetensi sosial.
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa apabila siswa mempunyai disiplin belajar yang tinggi maka prestasi belajar siswa akan tinggi dan bila profesionalisme guru yang tinggi maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Begitu pula sebaliknya bila kedisiplinan belajar siswa rendan dan profesionalisme guru rendah pula maka prestasi siswa akan rendah pula. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kedisiplinan belajar dan profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong tahun ajaran 2011/2012.
Adapun penelitian tersebut penulis beri judul “PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 GEMOLONG TAHUN AJARAN 2011/2012.  
B.     Pembatasan Masalah
            Agar penelitian ini berjalan terarah dan mencapai sasaran yang diinginkan, maka masalah dibatasi pada :
  1. Kedisiplinan belajar yang dimaksud adalah kedisiplinan siswa dalam menggunakan waktu belajar, tempat belajar, norma dan peraturan dalam belajar sehari-hari untuk mencapai prestasi yang diinginkan.
  2. Guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya. Untuk menjadi guru yang profesional harus memiliki beberapa kompetensi. Dalam undang-undang Guru dan Dosen No.14/2005 dan Peraturan Pemerintah No.19/2005 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi profesional dan  kompetensi sosial.
  3. Prestasi belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalah kemampuan siswa yang diperoleh dari penilaian aspek kognitif, afektif dan psikomotorik yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa berupa nilai rapor dalam bidang studi IPS Ekonomi semester ganjil tahun ajaran 2011/2012           
C.    Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dibuat perumusan masalah sebagai berikut :
  1. Apakah kedisiplinan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong ?
  2. Apakah profesionalisme guru berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong ?
  3. Apakah kedisiplinan belajar dan profesionalisme guru secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong?  
D.    Tujuan Penelitian
 Dalam penelitian perlu ada tujuan yang berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang diteliti, sehingga peneliti akan bekerja lebih terarah dalam penelitian. Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1.    Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar ekonomi kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong.
2.    Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme guru dengan prestasi belajar ekonomi kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong.
3.    Untuk mengetahui pengaruh kedisiplinan belajar dengan profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong. 
E.     Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 
1.      Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan pada umumnya dan proses belajar khususnya bidang ilmu ekonomi.
2.      Manfaat Praktis
a)      Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pendidik untuk memberikan pengertian tentang pentingnya kedisiplinan belajar dan profesionalisme guru.
b)      Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada siswa akan pentingnya kedisiplinan belajar untuk meningkatkan prestasi belajarnya. 

F.     Sistematika Skripsi
Sistematika merupakan isi yang ada didalam penelitian yang akan dilakukan. Adapun sistematika Skipsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I       PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika laporan.
BAB II      LANDASAN TEORI
Bab ini merupakan landasan teori yang digunakan dalam penyusunan penelitian yang berkaitan dengan definisi konsep, definisi operasi, indikator, hubungan, hipotesis.
BAB III    METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, tempat penelitian, populasi, sumber data, variable penelitian, tehnik pengumpulan data, dan tehnik analisis data.
BAB IV    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, penyajian data, analisis data, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V      PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.


BAB II
LANDASAN TEORI
                                                                                                                    
A.    Landasan Teori
1.   Hakekat Belajar
a.    Pengertian Belajar
Belajar merupakan salah satu faktor penting dari keseluruhan proses pendidikan karena belajar merupakan kegiatan pokok dalam proses tersebut. Ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami siswa.Belajar akan membawa perubahan dalam diri yang belajar baik berupa pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku.
Slameto (2003: 13) menyatakan bahwa:
Belajar adalah suatu prosesusaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengamatan individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Menurut Syah (2006: 13) “Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif ”.
Dari beberapa pengertian tadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan oleh seseorang melalui pengalaman dan latihan yang telah dilakukannya sendiri. 
b.   Prinsip-Prinsip Belajar
Menurut Azhari (2004: 122) ada  5 prinsip dalam  belajar, yaitu sebagai berikut:
1)      Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku.
2)      Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku.
3)      Belajar merupakan suatu proses.
4)      Proses belajar terjadi karena ada dorongandan tujuan yang akan dicapai.
5)      Belajar merupakan bentuk pengalaman. 
Agar lebih jelas mengenai prinsip-prinsip dalam belajar, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1)      Belajar sebagai usaha memperoleh perubahan tingkah laku.
Perbedaan yang terjadi pada diri individu memiliki ragam yang cukup banyak baik sifat maupun jenisnya. Untuk itu setiap individu yang belajar juga akan menghasilkan perubahan yang beragam pula. Baik berkenaan dengan fisik maupun mental. Dan dengan sendirinya akan menunjukkan bentuk yang beragam pula dalam hal tingkah laku.
Adapun perubahan tingkah laku yang dapat disebut sebagai hasil dari proses belajar adalah sebagai berikut:
a)      Perubahan yang disadari
Hal ini berarti bahwa individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan pada dirinya.
b)      Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional
Perubahan yang terjadi dalam individu berlangsung terus menerus , dinamis dan tidak statis. Satu perubahan akan menyebabkan perubahan berikutnya dan terus memiliki kegunaan bagi proses belajar beriktnya.
c)      Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Perubahan senantiasa bertambah dan tertuju uuntuk memperoleh sesuatu yang baik dari sebelumnya. Sedangkan perubahan yang bersifat aktif artinya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan terjadi karena usaha individu itu sendiri.
d)     Perubahan yang menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan serta memiliki tujuan yang jelas
Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai, perubahan tingkah laku benar-benar disadari dan perbuatan belajar terarah kepada perubahan tersebut.
2)      Hasil belajar ditandai dengan perubahan seluruh aspek tingkah laku.
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar yang meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jadi tidak hanya satu aspek tingkah laku saja, melainkan seluruh aspek tingkah laku secara integral.
3)      Belajar merupakan suatu proses.
Hal ini berarti bahwa perbuatan belajar merupakan suatu kegiatan dan bukan suatu benda statis. Ia merupakan suatu bentuk usaha aktif individu untuk mencapai tujuan.
4)      Proses belajar terjadi karena ada dorongan dan tujuan yang akan dicapai.
Dalam proses belajar, kegiatan belajar selalu ada tenaga pendorongnya dan ada tujuan yang akan dicapai.
5)      Belajar merupakan bentuk pengalaman. 
Perubahan tingkah laku individu dalam perbuatan belajar merupakan hasil pengalamannya. Proses dan hasil belajar akan mewarnai dan mempengaruhi kehidupannya.
c.    Prestasi Belajar Ekonomi
1)      Pengertian Prestasi Belajar
Semua bentuk kegiatan belajar selalu mempunyai tujuan. Hasil kegiatan ini yang disebut dengan prestasi belajar. Prestasi belajar terdiri dari 2 kata, yaitu kata “prestasi” dan “belajar”. Menurut Witherington (2003: 155) “Prestasi adalah hasil yang dicapai individu melalui usaha yang dialami secara langsung dan merupakan aktivitas kecakapan dalam situasi tertentu”. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
 Menurut Slameto (2002:53) ada 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu:
a)      Faktor Internal
(1)   Faktor Fisiologis
(2)   Faktor Psikologis
(a)     Faktor Intelektif, meliputi: intelegensi, dan bakat, kematangan.
(b)   Faktor Non Intelektif, meliputi: kesiapan, perhatian, minat, kedisiplinan belajar dan motivasi.
b)      Faktor Eksternal
(1)   Faktor Sosial, meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
(2)   Faktor Budaya
(3)   Faktor Lingkungan
(4)   Faktor Lingkungan Spiritual dan Keagamaan 
Agar lebih jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a)   Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam individu.
Faktor internal terdiri dari :
(1)    Faktor Fisiologis
Merupakan keadaan jasmani atau tubuh yang dimiliki siswa.
(a)    Keadaan kesehatan atau kondisi tubuh
Keadaan yang sehat akan memberikan pengaruh yang positif terhadap kegiatan belajar, sebaliknya apabila keadaan tubuh terganggu atau sakit maka akan memberikan pengaruh yanng negatif terhadap kegiatan belajar siswa.
(b)   Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah suatu penyakit yang menyebabkan kurang sempurnanya badan seseorang, sehingga harus belajar di sekolah khusus yang sesuai dengan keadaan fisiknya. 
(2)   Faktor Psikologis
(a)     Faktor Intelektif
Meliputi intelegensi, bakat, kematangan.
(b)    Faktor Non Intelektif
Meliputi kesiapan, perhatian, minat, kedisiplinan belajar, motivasi.
b)   Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu.
(1)   Faktor Sosial
(a)   Lingkungan Keluarga
Misalnya: cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi, suasana rumah, hubungan antar anggota keluarga, latar belakang keluarga dan agama.
(b)   Lingkungan Sekolah
Faktor yang ada di lingkungan sekolah yang dapat mempengaruhi belajar siswa antara lain kurikulum, metode pengajaran, guru dan suasana ruang belajar.
(c)    Lingkungan Masyarakat
Masyarakat juga mempunyai peran yang cukup besar terhadap pembentukan sikap siswa terhadap belajar, karena siswa merupakan bagian dari masyarakat yang berinteraksi dengan lingkungannya.
(2)   Faktor Budaya
Anak perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik agar mendorong semangat anak dalam belajar.
(3)   Faktor Lingkungan
Faktor ini meliputi fasilitas rumah dan fasilitas belajar.
(4)   Faktor Lingkungan Spiritual dan Keagamaan
Faktor ini sangat penting bagi siswa karena bermanfaat untuk menumbuhkan kepercayaan siswa.
Sukmadinata (2003:102) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Sedangkan menurut Tirtonegoro (2001:43) prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha, kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
Dari pendapat tersebut diketahui bahwa prestasi belajar dapat dilihat setelah diadakan penilaian dan dapat dinyatakan dalam angka, huruf, maupun simbol pada tiap periode tertentu sesuai dengan hasil belajar yang dicapai.
Nurhadi (2004: 20) “ekonomi berasal dari bahasa Yunani Oikonomia, yang terdiri atas oikos dan nomos. Oikos artinya rumah tangga, nomos artinya aturan”. “Arti sempit ekonomi adalah aturan rumah tangga. Arti luas adalah semua kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada”. Sedangkan menurut Deliarnov (2003 : 3) “ekonomi adalah ilmu yang khusus mempelajari tingkah laku manusia atau golongan masyarakat dalam usaha memenuhi kebutuhan yang relatif terbatas adanya".
Dari pengertian tersebut, pada prinsipnya prestasi belajar ekonomi merupakan suatu hasil dari usaha belajar atau kegiatan belajar yang diperoleh melalui pengukuran dan penilaian baik angka, huruf serta tindakan dalam mata pelajaran ekonomi.
Bloom (dalam Sudjana 1990: 22) menyatakan bahwa obyek penilaian prestasi belajar dapat dilihat dari ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang berupa pengetahuan dan pemahaman. Ranah afektif berkenaan dengan sikap, sedangkan ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.
Di antara ketiga ranah tersebut, dalam mata pelajaran ekonomi ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena  berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Dalam penelitian ini penilaian dari ranah kognitif dapat diperoleh dari nilai ulangan harian, nilai tugas dan  nilai ujian yang akan diakumulasikan menjadi  nilai akhir dalam bentuk nilai raport yang berbentuk angka atau huruf.
2. Pembelajaran                                                                         
a.       Pengertian Pembelajaran
Menurut Darsono (2002:24)
Secara umum pengertian pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa menjadi berubah ke arah yang lebih baik.
Dengan kata lain, adanya pembelajaran hendaknya diikuti dengan adanya perubahan.

Sedangkan pengertian pembelajaran secara khusus adalah sebagai berikut :
1)      Menurut teori behavioristik pembelajaran adalah suatu usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan dengan subyek belajar serta perlu diberikan hadiah untuk meningkatkan motivasi kegiatan belajar.
2)      Menurut teori kognitiif pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar untuk berpikir agar memahami apa yang dipelajari.
3)      Menurut teori Gestalt, pembelajaran adalah usaha guru memberikan mata pelajaran sedemikian rupa sehingga siswalebih mudah mengaturnya menjadi suatu Gestalt (pola bermakna). Bantuan guru diperlukan untuk mengaktualkan potensi yang terdapat pada diri siswa.
4)      Menurut teori Humanistik, pembelajaran adalah memberikan kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.
b.      Ciri-ciri Pembelajaran
Menurut Hamalik (2003:66) ada tiga ciri khusus yang terkandung dalam sistem pembelajaran, ketiga ciri-ciri tersebut yaitu :
1)         Rencana, ialah penataan ketenagaan, material dan prosedur yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran dalam suatu rencana khusus.
2)         Kesaling tergantungan (interpedences), antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam satu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran.
3)         Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem yang alami.
c.       Tujuan Pembelajaran
Dalam upaya mencapai tujuan kurikuler program pendidikan di suatu lembaga pendidikan, maka perlu dirumuskan tujuan pembelajaran baik tujuan pembelajaran umum maupun tujuan pembelajaran khusus. Maka bila tujuan pembelajaran suatu program atau bidang pelajaran itu ditinjau dari hasil belajar akan muncul aspek psikologis atau “human ability”, fungsi pendidikan pada hakekatnya adalah mengembanngkan potensi manusia.
Klausmire (dalam Sugandi 2006:23)
human ability dapat dibedakan atas potensi cognitive domain, affactive domain, dan physchomotor domain “.
1)      Tujuan pembelajaran ranah kognitif
Taksonomi ini mengelompokkan ranah kognitif ke dalam enam kategori. Keenam kategori itu mencakup keterampilan intelektual dari tingkat rendah sampai dengan tingkat tinggi.
Keenam kategori itu tersusun secara hirarkis yang berarti tujuan pada tingkat di atasnya dapat dicapai apabila tujuan pada tingkat di bawahnya telah dikuasai. Adapun keenam kategori tersebut adalah sebagai berikut :
a)      Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan
Kemampuan kognitif tingkat pengetahuan adalah kemampuan untuk mengingat akan informasi yang telah diterima, misalnya informasi mengenai fakta, konsep, rumus da sebagainya.
b)      Kemampuan kognitif tingkat pemahaman
Kemampuan kognitif tingkat pemahaman adalah kemampuan mental untuk menjelaskan informasi yang telah diketahui dengan bahasa atau ungkapannya sendiri.
c)      Kemampuan kognitif tingkat penerapan adalah kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan iinformasi yang telah diketahui ke dalam situasi atau konteks baru.
d)     Kemampuan kognitif tingkat analisis
Kemampuan kognitif tingkat analisis adalah kemampuan menguraikan suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi dan semacamnya atau elemen-elemennya, sehinngga dapat menentukan hubungan masing-masing elemen.
e)      Kemampuan kognitif tingkat sintesis
Kemampuan kognitif tingkat sintesis adalah kemampuan mengkombinasikan elemen-elemen ke dalam kesatuan atau struktur.
f)       Kemampuan kognitif tingkat evaluasi
Kemampuan tingkat evaluasi adalah kemampuan menilai suatu pendapat, gagasan, produk, metode dan semacamnya dengan suatu kriteria tertentu.
2)      Tujuan pembelajaran ranah afektif
Tujuan pembelajaran ranah afektif berorientasi pada nilai dan sikap. Tujuan pembelajaran tersebut menggambarkan proses seseorang dalam mengenali dan mengadopsi suatu nilai dan sikap tertentu menjadi pedoman dalam bertingkah laku.
Krathwol (dalam Sugandi, 2006:26-27) membagi taksonomi tujuan pembelajaran ranah afektif ke dalam lima kategori yaitu :
a)      Pengenalan (Receiving)
b)      Pemberian respon (Responding)
c)      Pengorganisasian (Organization)
d)     Penghargaan terhadap nilai (Valuing)
e)      Pengamalan (Characterization) 
Agar lebih jelas mengenai tujuan afektif, dapat diuraikan sebagai berikut:
a)      Pengenalan (Receiving)
Pengenalan adalah kategori jenis perilaku ranah afektif yang menunjukkan kesadaran, kemauan, perhatian individu untuk menerima dan memperhatikan berbagai stimulus dari lingkunngannya.
b)      Pemberian respon (Responding)
Pemberian respon atau partisipasi adalah kategori jenis perilaku ranah afektif yang menunjukkan adanya rasa kepatuhan individu dalam hal mematuhi dan ikut serta terhadap suatu gagasan, benda atau sistem nilai.
c)      Pengorganisasian (Organization)
Pengorganisasian adalah kategori jenis perilaku ranah yang menunjukkan kemauan membentuk sistem nilai dan berbagai sistem nilai yang dipilih.
d)     Penghargaan terhadap nilai (Valuing)
Penghargaan terhadap nilai adalah kategori jenis perilaku ranah afektif yanng menunjukkan menyukai, menghargai dari seseorang individu terhadap suatu gagasan, pendapat atau sistem nilai.
e)      Pengamalan (Characterization)
Pengamalan adalah jenis perilaku ranah afektif yang menunjukkan kepercayaan diri untuk mengintegrasikan nilai-nilai kedalam suatu filsafat hidup yang lengkap dan meyakinkan.
3)         Tujuan pembelajaran ranah psikomotorik
Taksonomi Sympson (dalam Sugandi, 2006:27-28) juga menyusun tujuan psikomotorik secara hirarkis dalam lima kategori yaitu :
a)      Peniruan (Imitation)
b)      Manipulasi (Manipulation)
c)      Ketepatan gerakan (Percision)
d)     Artikulasi (Articulation)
e)      Naturalisasi (Naturalization)

Agar lebih jelas mengenai tujuan psikomotorik, dapat diuraikan sebagai berikut:
a)      Peniruan (Imitation)
Kemampuan melakukan perilaku meniru apa yang dilihat atau didengar pada tingkat meniru perilaku yang ditanamkan belum bersifat otomatis, bahkan mungkin masih salah tidak sesuai dengan  yang ditiru.
b)      Manipulasi (Manipulation)
Kemampuan melakukan perilaku tanpa contoh atau bantuan visual, tetapi dengan petunjuk tulisan secara verbal.
c)      Ketepatan gerakan (Percision)
Kemampuan melakukan perilaku tertentu dengan lancar, tepat dan akurat tanpa contoh dan petunjuk tertulis.
d)     Artikulasi (Articulation)
Keterampilan menunjukkan perilaku serangkaian gerakan dengan akurat, urutan benar, cepat dan tepat.
e)      Naturalisasi (Naturalization)
Keterampilan menunjukkan perilaku gerakan tertentu secara     ” automatically” artinya cara melakukan gerakan secara wajar dan efisien.

2.   Kedisiplinan Belajar
a.       Pengertian Kedisiplinan Belajar
Kedisiplinan berasal dari kata sifat yaitu disiplin yang diberi imbuan Ke-an. Menurut Prijadaminto (2004 : 5-6) “Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan pada Tuhan, Keteraturan, dan ketertiban dalam memperoleh ilmu”. Sedangkan menurut Arikunto (2001: 114) “Disiplin belajar adalah kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib kesadaran yang ada pada kata hatinya”. Dari kedua pengetian diatas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin  belajar adalah suatu bentuk kepatuhan seseorang dalam mengikuti tata tertib atau peraturan karena didorong oleh kesadaran yang ada pada kata hatinya, kesadaran ini diperoleh karena melalui latihan-latihan.
b.      Pentingnya Kedisiplinan Belajar
Disiplin akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila berdasarkan atas kesadaran diri sendiri. Disiplin yang tidak bersumber dari hati nurani manusia akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan dapat bertahan dengan lama. Disiplin yang tumbuh atas dasar kesadaran diri sendiri  yang demikian itulah yang diharapkan selalu tertanam dalam diri setiap orang. Disiplin belajar berkaitan erat dengan kepatuhan siswa terhadap peraturan-peraturan tertentu, baik yang ditetapkan oleh diri sendiri maupun pihak lain. Dalam belajar siswa harus memiliki kesadaran sendiri untuk mematuhinya tanpa harus ada paksaan dari orang lain. Adapun kepatuhan terhadap peraturan secara sadar merupakan modal utama dalam menghasilkan perilaku yang positif dan produktif. Positif artinya sadar akan tujuan yang akan dicapai, sedangkan produktif adalah melakukan kegiatan yang bermanfaat.
Siswa yang sudah terbiasa belajar yang teratur otaknya akan terlatih setiap hari. Dengan seringnya daya pikir mendapat latihan maka akan menyababkan ketajaman daya pikir, sehingga siswa mudah untuk menerima materi pelajaran. Tetapi sebaliknya siswa yang malas belajar otaknya menjadi kaku karena jarang dilatih sehingga daya pikirnya menjadi lemah.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan disiplin belajar ada kecenderungan seseorang bisa terbiasa dengan aktivitas belajar yang dilakukan secara teratur, yang mana belajar merupakan kegiatan yang mendasar atau kegiatan pokok yang dilakukan dengan kesadaran hati sehingga tidak perlu adanya paksaan dari orang lain.
c.       Cara Menanamkan Disiplin pada Anak
           Menurut Hurlock (1999:93) mengemukakan bahwa terdapat beberapa cara menanamkan disiplin kepada anak, yaitu :
1)      Cara disiplin yang otoriter
Disiplin otoriter berarti mengendalikan kekuatan eksternal dalam bentuk hukuman terutama hukuman badan sehingga anak kehilangan kesempatan untuk mengendalikan perilaku mereka sendiri. 
2)      Cara disiplin yang permisif
Biasanya disiplin yang permisif ini tidak membimbing anak untuk berperilaku yang disetujui secara sosial dan tidak menggunakan hukuman.
3)      Cara disiplin yang demokratis
Dalam hal ini metode demokratis menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran sehingga dapat membantu anak dalam memahami alasan-alasan perilaku tersebut diharapkan.

  Sikap disiplin ini akan tumbuh dan dapat dibina melalui latihan, pendidikan atau pananaman kebiasaan dalam keteladanan-keteladanan tertentu yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan kekuarga, mulai pada masa kanak-kanak dan terus berkembang sehingga menjadi bentuk disiplin yang semakin kuat.
d.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa antara lain :
1)      Baik buruknya hubungan guru dengan murid
Kondisi hubungan antara guru dengan murid akan berpengaruh terhadap disiplin belajar siswa. Siswa akan merasa senang bila guru bersikap baik dan memperlakukannya dengan baik. Siswa akan menunjukkan ketaatan pada perintah guru dan melaksanakan kedisiplinan belajar yang tinggi. Karena  anak akan merasa tidak senang jika tidak diperlakukan sepantasnya. Mereka kemudian akan menunjukkan sikap bermusuhan dan membalas untuk memperdaya kepada gurunya yang otoriter tersebut yang menyebabkan antara guru dengan murid tidak terdapat rasa saling menghormati.
2)      Kesehatan mental siswa
Kesehatan mental seseorang akan sangat mempengaruhi terhadap tingkah lakunya. Individu yang kondisi mentalnya sehat akan menunjukkan tingkah laku yang positif, sehingga tidak dimungkinkan terjadinya pelanggaran terhadap putusan yang ada.
e.       Indikator Kedisiplinan Belajar
Indikator-indikator disiplin belajar menurut Munawi (2007:22) adalah tingkah laku atau perbuatan ke arah tertib yaitu :
1)      Disiplin dalam hubungannya dengan waktu belajar
2)      Disiplin yang ada hubungannya dengan tempat belajar
3)      Disiplin yang ada hubungannya dengan norma dan peraturan dalam belajar.
Berikut ini penjelasan tentang disiplin belajar :
1)      Disiplin dalam hubungannya dengan waktu belajar.
Dalam hal ini seorang siswa mampu mengikuti proses belajar di sekolah secara tepat waktu. Juga mampu disiplin menggunakan jadwal belajar dirumah secara terartur entah itu waktu belajar di siang hari, di malam hari, maupun di hari minggu dan libur. Seorang siswa juga harus bisa membagi waktu antara belajar dan membantu orang tua.
Anak disiplin sehubungan dengan waktu yang dapat terpengaruh terhadap prstasi belajar khususnya pelajaran ekonomi akan tampak sebagai berikut :
a)      Mengerahkan energi untuk belajar secara kontinyu.
b)      Melakukan belajar dengan kesungguhan dan tidak memberikan waktu luang.
c)      Belajar sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah diatur.
d)     Dapat menggunakan waktu dengan baik antara belajar dan waktu bersosialisasi.
2)      Disiplin yang ada hubungannya dengan tempat belajar.
Dalam hal ini  seorang siswa wajib menjaga ruang kelas maupun lingkungan sekitar sekolah seperti menjaga kebersihan dinding, meja, kursi, kamar mandi, pagar sekolah, dan ruang lain milik sekolah. Dan selalu membuang sampah di tempat sampah. Selain itu siswa juga wajib menjaga tempat belajar dirumah agar tercipta suasana yang aman dan nyaman. Seperti menjaga meja dan kursi dan juga lingkungan sekitar.
Adapun ciri – ciri anak yang disiplin sehubungan dengan tempat yang mempengaruhi prestasi belajar ekonomi yaitu :
a)      Belajar pada tempat yang telah disediakan agar tidak mengganggu atau terganggu oleh orang lain.
b)      Selalu disiplin dalam menjaga kebersihan ruang kelas dan lingkungan sekolah.
c)      Mengikuti kegiatan pembelajaran dikelas dengan gairah dan partisipasif.
d)     Menyelesaikan  tugas – tugas khususnya tugas ekonomi diberikan guru dengan baik.
3)      Disiplin yang ada hubungannya dengan norma dan peraturan dalam belajar.
Mematuhi dan menaati peraturan yang telah disusun dan berlaku ditempat sekolah. Hormat dan patuh kepada orang tua, kepala sekolah, guru, dan karyawan. Serta mampu terampil, bersikap sopan dan tanggung jawab. Mematuhi semua larangan tata tertib sekolah dan mentaati kewajiban – kewajiban
Dengan demikian anak yang disiplin akan tampak dalam perilaku sebagai berikut :
a)      Datang ke sekolah tepat waktu dan mengikuti proses belajar mengajar sesuai jadwal yang ada.
b)      Membuat jadwal belajar dirumah yang harus dilaksanakan meskipun tidak ada tugas.
c)      Belajar pada tempat yang telah disediakan agar tidak terganggu  dan mengganggu  orang lain.
d)     Selalu menaati peraturan yang telah ditetapkan dilingkungan dimana siswa itu berada, baik ketika berada di sekolah, dirumah, maupun dilingkungan masyarakat.

3.    Tinjauan Tentang Profesionalisme
a.         Definisi profesionalisme
Keberadaan sekolah sebagai lembaga formal penyelenggaraan pendidikan memainkan peran strategis dalam keberhasilan sistem pendidikan nasional. Guru memiliki peran yang sangat besar dalam bertanggung jawab atas mutu pendidikan, untuk mencapai peningkatan mutu pendidikan maka dari itu guru dituntut untuk mengembangkan dirinya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Maka dari itu profesionalitas guru sangat diperlukan.
Menurut Webstar ( dalam Kunandar 2007:49) profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh pendidikan akademis yang intensif.
Dari pengertian di atas, maka profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa professional guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksnakan berdasarkan prinsip sebagai berikut :
1)        Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.
2)        Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia.
3)        Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang tugas.
4)        Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.
5)        Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesinalan.
6)        Memperoleh penghasilan yang ditentukan seuai dengan prestasi kerja.
7)        Memiliki kesempatan untuk mengembangkan profesionalisme secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.
8)        Memilki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesionalisme.
9)        Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan. 
Untuk menjadi guru yang profesional harus memiliki beberapa kompetensi. Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen No.14/2005 dan Peraturan Pemerintah No.19/2005, yaitu adalah:
a.         Kompetensi Kepribadian:
1)        Mantap, stabil, dewasa, arif, bijaksana dan berwibawa.
2)        Berakhlak mulia.
3)        Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat
4)        Mengevaluasi kinerja sendiri, dan
5)        Mengembangkan diri secara berkelanjutan.
b.         Kompetensi Paedagogik :
1)   Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan
2)   Pemahaman terhadap peserta didik dan evaluasi belajar.
3)   Pengembangan kurikulum/silabus
4)   Perancangan pembelajaran serta Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik
5)   Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
c.         Kompetensi profesional :
1)   Konsep struktur dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren dengan materi ajar
2)   Materi ajar ada dalam kurikulum sekolah
3)   Hubungan konsep antar mata pelajaran terkait
4)   Penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari, dan
5)   Kompetensi secara professional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai adan budaya nasional.
d.        Kompetensi Sosial :
1)   Berkomunikasi lisan dan tulisan
2)   Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
3)   Bergaul secara efektif dengan peserta didik sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan
4)   Berbagai sikap secara santun dengan masyarakat sekitar

B.  Pengaruh Kedisiplinan Belajar (X1) dan Profesionalisme Guru (X2) Terhadap Prestasi Belajar(Y)
1.   Pengaruh Kedisiplinan Belajar (X1) Terhadap Prestasi Belajar (Y) Mata Pelajaran Ekonomi.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu tentang kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar siswa, Riana (2010:76) menjelaskan bahwa ada pengaruh positif kedisiplinan belajar  terhadap keteraturan siswa dalam belajar sehingga meningkatkan prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2009/2010. Siswa yang disiplin dalam belajar akan lebih tertib dan kontinyu dalam belajar, sehingga memiliki intensitas belajar yang lebih banyak. Hal ini akan membantu siswa dalam memperkuat pemahamannya. Dalam disiplin belajar tidak dapat dipisahkan dari siswa, karena tanpa disiplin belajar yang kuat siswa tidak akan berhasil dalam studinya, atau dengan kata lain siswa yang memiliki disiplin belajar yang rendah maka prestasi belajar akan rendah pula. Dalam menumbuhkan disiplin belajar bagi para siswanya, seorang guru dapat berpegang dari beberapa peraturan, antara lain bahwa untuk menumbuhkan disiplin pada individu, terlebih dahulu harus diketahui latar belakang kehidupan kebiasaan individu. Dengan demikian diharapkan akan memberi hasil yang maksimum. Dengan adanya disiplin yang tinggi dari setiap siswa, baik itu datangnya dari luar maupun dari dalam siswa itu sendiri. Maka kemungkinan akan dapat meningkatkan prestasi belajar khususnya mata pelajaran ekonomi di kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong.
2.      Pengaruh Profesionalisme Guru (X2) Terhadap Prestasi Belajar (Y) Mata Pelajaran Ekonomi.
Menurut PP RI No.19 Tahun 2005 tentang Standart Nasional Pendidikan pasal 28, pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi paedogogik, kepribadian, profesional dan sosial. Dalam konteks itu, maka kompetensi guru dapat diartikan kebulatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindak cerdas dan penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang guru untuk memangku jabatan guru sebagai profesi.
Hubungan profesionalisme guru yang dilaksanakan dengan baik akan mendorong prestasi belajar siswa. Dengan semakin baiknya profesionalisme guru yang dimiliki oleh seorang guru, maka semakin tinggi pula tingkat prestasi siswa serta keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar
3.      Pengaruh Kedisiplinan Belajar (X1) dan Profesionalisme Guru (X2) Terhadap Prestasi Belajar (Y) Mata Pelajaran Ekonomi.
Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dalam hal ini adalah prestasi belajar ekonomi. Dari ini dapat dijelaskan bahwa kedisiplinan belajar mempunyai pengaruh yang kuat terhadap prestasi belajar ekonomi, profesionalisme guru juga akan berpengaruh terhadap prestasi belajar ekonomi. Sehingga secara langsung maupun tidak langsung kedisiplinan belajar dan profesionalisme guru akan berpengaruh terhadap pretasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong Tahun Ajaran 2011/2012.
C.      Kerangka Pemikiran
Menurut Sugiyono (2008:47) “ Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting”.
Kedisiplinan belajar merupakan salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. . Adapun indikator-indikator dari siswa yang memiliki kedisiplinan belajar antara lain:  Disiplin yang ada hubungannya dengan waktu belajar, tempat belajar, norma dan peraturan dalam belajar. Dengan adanya kedisiplinan pada diri siswa terhadap mata pelajaran disekolah diharapkan akan berpengaruh terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa.
Profesionalisme guru merupakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari luar individu (ekstern). Sudah menjadi kodrat manusia tidak bisa terlepas dari pengaruh dan interaksi dengan guru. Dalam proses belajar, anak tidak bisa terlepas dari pengaruh guru. Prestasi belajar juga dipengaruhi oleh profesionalisme guru hal ini sangat memungkinkan, karena aktivitas keseharian siswa lebih banyak berada di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, siswa yang mempunyai guru yang profesional akan dapat meningkatkan prestasi belajarnya
Dari pemikiran di atas dapat digambarkan pola pemikiran dalam penelitian sebagai berikut :
Keterangan:
1.      Variabel Independen (variabel bebas)
Yaitu variabel yang merupakan rangsangan untuk mempengaruhi variabel yang lain. Yang menjadi variabel bebas adalah:
a.    Kedisiplinan Belajar (X1).
b.   Profesionalisme Guru (X2).
2.      Variabel dependen (variabel terikat)
Yaitu suatu jawaban atau hasil dari perilaku yang dirangsang. Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat adalah: Prestasi Belajar (Y). 
D.      Hipotesis
Menurut Sugiyono (2003:15) “Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan penelitian”. Dengan demikian hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1.      Kedisiplinan belajar berpengaruh positif terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong.
2.      Profesionalisme Guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar ekonomi kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong.
3.      Kedisiplinan belajar dan profesionalisme guru secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap prestasi belajar ekonomi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong. 


BAB III
METODE PENELITIAN

A.      Metode Penelitian
1.    Pengertian Metode Penelitian
Penelitian dapat berjalan dengan lancar, baik, benar, dan dapat dipercaya apabila menggunakan cara-cara tertentu. Metode merupakan cara yang digunakan peneliti dapat dilaksanakan dengan cara terencana, sistematis dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Arikunto (2006 : 136) “Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian”. Sedangkan menurut Sugiyono (2008 : 1) “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara pelaksanaan penelitian keilmuan dalam rangka mendapatkan atau mengumpulkan fakta-fakta yang mendukung tercapainya tujuan penelitian. 
B.       Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang artinya penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala peristiwa dan kejadian pada saat sekarang serta mengungkapkan data yang telah berlangsung tanpa memanipulasi variabel lainnya yang tanpa mempengaruhi variabel terikat.
Jadi berdasarkan sifatnya yaitu mencoba mengungkapkan suatu fenomena dengan menggunakan dasar perhitungannya (angka) atau data kualitatif yang diangkakan. Maka jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Sedangkan berdasarkan sifat pengumpulan data yaitu pengumpulan data dengan menggunakan instrument kuesioner yaitu angket, maka penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.
C.      Tempat dan Waktu Penelitian
1.    Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 2 Gemolong. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas X dan objek penelitiannya adalah kedisiplinan belajar, profesionalisme guru dan prestasi belajar ekonomi.
2.      Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari 2012-selesai. 
D.    Populasi, Sampel dan Sampling
1.    Populasi

Menurut Sugiyono (2003:72) menjelaskan bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Muhammadiyah 2 Gemolong yang berjumlah 110 siswa.
2.    Sampel
Menurut Sugiyono (2005:73) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili)”. Sampel diperoleh dengan menggunakan tabel Kreijcie dan Nomogram Harry King dengan taraf kesalahan 5% (Sugiyono, 2006:62).  Dari jumlah populasi 110 siswa, berdasarkan tabel kreijcie dengan taraf kesalahan 5% maka sampel yang digunakan sebanyak 84 dari siswa kelas X SMA MUHAMMADIYAH 2 Gemolong tahun ajaran 2011/2012.
Tabel III.2
Distribusi sampel penelitian
Populasi
Jumlah
Kelas X.1 =  29
22,14 dibulatkan 22
Kelas X.2 =  28
21,38 dibulatkan 21
Kelas X.3 = 27
20,61 dibulatkan 21
Kelas X.4 = 26
19,85 dibulatkan 20
Jumlah
84

3.    Sampling
Menurut Sutrisno Hadi (2007:77) “Sampling adalah cara yang digunakan untuk mengambil sampel”. Penelitian ini menggunakan probability sampling yaitu teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik yang digunakan simple random sampling. Dikatakan simple karena cara pengambilannya dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Dalam penelitian ini, populasi bersifat homogen.

E.       Variabel Penelitian 
1.    Variabel Bebas (Independent Variabel)
Menurut Sugiyono (2008:61) mengemukakan bahwa Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Penelitian ini variabel bebasnya adalah kedisiplinan belajar (X1) dan profesionalisme guru (X2).
2.    Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Menurut Sugiyono (2008:61) menerangkan bahwa Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah prestasi belajar ekonomi (Y).
F.       Teknik Pengumpulan Data 
        Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 macam yaitu :
1.                       a        Metode Angket
Pengertian metode angket menurut Arikunto (2006: 151) menjelaskan bahwa angket adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi  dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahu. Sedangkan menurut Sugiyono (2008: 199) mengemukakan bahwa angket atau kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah jenis angket langsung yang tertutup karena responden hanya tinggal memberikan tanda pada salah satu jawaban yang dianggap paling benar. Angket dibuat dalam bentuk obyektif dilengkapi dengan petunjuk pengisian dengan masing-masing soal diberikan empat alternalif jawaban. Sebelum angket digunakan terlebih dahulu diuji cobakan, perlakukan ini untuk mengetahui tingkat kevaliditan dan kereabilitasan angket. 
Setelah kisi-kisi angket dibuat, maka kemudian membuat item-item pertanyaan disertai alternatif jawaban yang kemudian disusun sebagai pedoman pengisian angket. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa angket merupakan alat pengumpul data yang berupa daftar pertanyaan atau isian yang harus diisi oleh subyek penelitian.
Dengan pemberian skor/ penilaian sebagai berikut :
      Untuk Pertanyaan Positif
Selalu                                     = 4
Sering                                     = 3
Kadang-kadang                     = 2
Tidak pernah                          = 1
Dalam penelitian ini, pengumpulan data tentang kedisiplinan belajar dan profesionalisme guru menggunakan metode angket.
2.                     b.   Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006 : 158) menjelaskan bahwa dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya. Metode dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data berdasarkan sumber data yang ada di sekolah. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar ekonomi siswa yang meliputi nama siswa, nomor induk, dan nilai rapor siswa kelas X SMA MUHAMMADIYAH 2 GEMOLONG Tahun Pelajaran 2011/2012 yang diambil dari dokumen sekolah. Data ini dinyatakan dalam bentuk skala interval. 
G.      Uji Instrumen
Instrumen Penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Menurut Arikunto (2006 : 160) menerangkan bahwa variasi jenis instrumen penelitian adalah angket, check-list atau daftar centang, pedoman wawancara dan pedoman pengamatan. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.
1.                  1.   Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau keshahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid yang shahih mempunyai validitas tinggi. Namun sebaliknya instrumen yang kurang valid memiliki validitas rendah.
Validitas di atas diuji dengan rumus Product Moment Correlation, uji ini dilakukan dengan melihat korelasi/skor masing-masing item pertanyaan. Menurut Arikunto (2005 : 425), adapun rumusnya adalah:

Keterangan :
rxy                   = Koefisien korelasi variabel X dan Y
ΣX             = Jumlah skor dalam distribusi X
ΣY             = Jumlah skor dalam distribusi Y
ΣXY          = Jumlah kuadrat masing-masing skor X
N               = Jumlah subyek keseluruhan item dinyatakan valid apabila             rhitung > rtabel.
Jika rxy > rtabel pada taraf signifikan antara 5 % berarti item (butir soal) valid dan sebaliknya rxy < rtabel maka butir soal  tersebut tidak valid sekaligus tidak memiliki persyaratan.
2.                   2.  Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006 : 17) menjelaskan bahwa reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui konsisten instrumen atau data yang diteliti, pengukuran reliabilitas tersebut dengan menggunakan koefisien reliabilitas alpha dari cronbac. Menurut Arikunto (2003: 235):
 “untuk instrumen yang dapat diberikan skor dan skornya bukan 1 dan 0, ujicoba dapat dilakukan dengan teknik “sekali tembak” yaitu diberikan satu kali saja kemudian hasilnya dianalisis dengan rumus alpha”.

Selain itu jumlah butir pertanyaan setiap indikator angket ada yang ganjil dan ada yang genap. Dengan demikian jika dibelah tidak bisa seimbang antara belahan satu dengan belahan lainnya, sehingga syarat pemakaian rumus reliabilitas teknik belah dua tidak terpenuhi. Menurut Arikunto (2003: 222) persyaratan yang harus dipenuhi apabila hendak menggunakan teknik belah dua adalah:
1.  Jumlah butir yang ada pada instrumen harus genap agar dapat dibelah menjadi dua
2.  butir-butir yang ada di dalam instrumen hendaknya memenuhi persyaratan untuk dibelah. Teknik manakah yang akan diambil disesuaikan dengan penyebaran atau pasangan butir-butirnya. Untuk teknik undian misalnya maka butir-butir tes harus homogin (sama rata di segala tempat) sehingga apabila dibelah akan menghasilkan belahan yang seimbang

Adapun rumus reliabilitas alpha adalah:
Keterangan:
r11        = koefisien realibilitas alpha
k          = Banyaknya butir soal
      = Variabel total
= jumlah varian butir  
Kriteria besarnya koefisien reliabilitas dalam Suharsimi Arikunto (2006: 276) adalah :
0,80 < r11 ≤ 1,00          reliabilitas sangat tinggi
0,60 < r11 ≤ 0,80          reliabilitas tinggi
0,40 < r11 ≤ 0,60          reliabilitas cukup
0,20 < r11 ≤ 0,40          reliabilitas rendah
0,00 < r11 ≤ 0,20          reliabilitas sangat rendah

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan alat bantu program SPSS Versi 12.0.
3.                 3.    Uji Prasarat Analisis
a.       Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan pengujian apakah dalam sebuah regresi variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Untuk menggunakan uji normalitas sebagai berikut :
(Sudjana, 1996 : 466-469)
Nilai terbesar selisih F (Z1)-S-(Z1) dan dijadikan L hitung.
Kesimpulan :
1)      Jika Lhitung < Ltabel maka Ho diterima berarti distribusi sebenarnya tidak normal.
2)      Jika Lhitung > Ltabel maka Ho ditolak berarti distribusi sebenarnya tidak normal.
b.      Uji Linieritas
Uji linieritas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah model persamaan yang kita peroleh cocok atau tidak. Adapun menurut Sudjana (1996 : 330 : 337) adalah sebagai berikut :
1)     
2)      Ftabel = (1- ) (k-2;N,k)
3)      Menghitung :
a)      Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak berarti persamaannya tidak linier.
b)      Jika Fhitung < Ftabel ,  maka Ho diterima berarti persamaannya linier.

H.      Teknik Analisis Data
I.       Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Sugiono (2005:2010) Analisis regresi ganda digunakan peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (prestasi belajar Y) bila dua atau lebih variabel independent (minat belajar X1 dan lingkungan belajar siswa X2 ) sebagai faktor prediktor dimanipulasi ( dinaik turunkan nilainya)
Langkah awal sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian adalah dengan mencari persamaan regresi linier ganda. Adapun persamaan umum dari regresi linier ganda adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b­2 X2
Sedangkan nilai a, b1 dan b2 dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
b1 =
b2 =
a   =
Parameter yang ada dapat ditentukan melalui persamaan sebagai berikut :
Keterangan :
Y              : prestasi belajar ekonomi
X1             : lingkungan belajar
X2             : minat belajar
a                : Konstanta
b1, b2             : Koefisien arah regresi
n                : Banyaknya sampel
Budiyono (2000, 282-284)
2.   Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui significance pengaruh variabel kedisiplinan belajar (X1), profesionalisme guru (X2), secara bersama-sama terhadap variabel prestasi belajar (Y). Langkah-langkah pengujian secara umum:
a.       Perumusan Hipotesis
Ho : bl = b2 , b3 = 0,       artinya tidak ada pengaruh yang signifikan  antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Ho : bl ¹ b2 ¹ b3 ¹ 0,     artinya ada pengaruh antara variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen
b.      Level of significance (α = 5%)
Dengan derajat kebebasan (dk); k, (n–1–k)
Ftabel = ; k; (n–1–k) atau 0,05; k; (n–1–k)
c.       Kriteria pengujian
                    F(0,05;k; n–1–k)



Ho diterima apabila Fhitung £ Ftabel
Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel
d.      Perhitungan nilai Fhitung:
                                    F =
                                    Keterangan:
SSR     = Sum of Square-res for the requestion
SSRes= Sum Squares for the residual
e.       Kesimpulan
Dengan membandingkan antara Fhitung dan Ftabel maka akan dapat diambil kesimpulan apakah Ho diterima atau Ho ditolak.
  1.  Uji t
Yaitu digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Langkah-langkah pengujian secara umum:
a.       Menentukan hipotesis nilai dan hipotesisi alternatif
Ho :  b = 0 ,      Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Ho : bl  ¹ 0 ,     Berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
b.      Menentukan level of significance α = 0,05
Dengan derajat kebebasan = n – 1 – k
ttabel =   t ( ;n – 1 – k)
c.       Kriteria pengujian
      Ho diterima apabila –ttabel £ thitung £ ttabel
Ho ditolak apabila thitung > ttabel atau – thitung < –ttabel
d.      Nilai thitung               
b   = koefisien regresi             
Sb = standar error of regression coeffisien
  =  nilai beta
e.       Kesimpulan
Dengan membandingkan antara thitung dengan ttabe1 maka dapat diambil kesimpulan Ho diterima atau Ho ditolak.
  1.  Koefisien Determinasi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen yang
ditunjukkan dalam persentase. Menurut Subagyo (1997:350), adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
R2 =
Dimana:
R2           =  koefisien determinasi
b1, b2    =  koefisien regresi
X         = variabel independen
Y         = Variabel dependen
  1. Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE)
Sumbangan Relatif maupun efektif digunakan untuk mengetahui konstribusi masing-masing variabel independen (  dan ) terhadap perubahan variabel dependent (Y). Menurut Hadi (1994:41) menjelaskan bahwa peneliti yang juga dapat menghitung besar sumbangan relatif masing-masing kreditor terhadap prediksi.
Untuk melihat signifikansi suatu garis regresi antara kriterium dengan prediktornya yang ditunjuk dari korelasi tiap variabel yang diteliti. Dengan rumus Sumbangan Relatif sebagai berikut :
a.       Sumbangan Relatif ( SR %)
b.      Sumbangan Efektif %X


DAFTAR PUSTAKA

                 Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
                 Azhari, Akyas. 2004. Psikologi Umum dan Perkembangan. Bandung: Teraju
                 Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
     Deliarnov, 2003. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta : PT. RajaGrafindo.
     Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
                 Kunandar, 2007. Guru Profesional. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
     Hadi, Soedomo. 2005. Pengelolaan Kelas. Surakarta : UNS Press.
     Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research Jilid 1. Yogyakarta : Andi Offset.
                 Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara           
                 Mardalis. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.          
                 Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta : Gramedia Widiasarna.
                 Poerwodarminta. 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
     Prijodarminto, Soegeng. 2004. Disiplin kiat Menuju Sukses. Jakarta: PT. Pratnya     Pramito
                 Slameto. 2002. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
                 Subagyo. 1997. Metode Penelitian dalam teori dan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
                 Sudjana, Nana. 1996. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.  
                 Sugandi, Achmad. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK Unnes Press.
     Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. 
     Tulus, Tu’u. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Rineka Cipta.
  UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sinar Grafika.
     Witherington, Cart. 2003. Psikologi Pendidik Terjemahan Purwanto. Jakarta: Remaja Rosdakarya.


3 komentar:

wes wong piro